Berita Terbaru

06 October 2025
Mengapa pembeli rumah pertama bergegas membeli tanah Tarneit
Richard dan Regine Fuertes tahu harga tanah akan terus naik, jadi ketika kesempatan untuk membeli di Tarneit datang, mereka langsung mengambilnya.
“Kami bisa melihat pergerakan harga tanah,” kata pak Fuertes.
“Kami menyadari bahwa tahun depan, nilai properti akan terus naik. Ketika kesempatan ini datang, kami tidak ingin menunggu. Rasanya ini keputusan yang tepat untuk masa depan kami.”
Bagi pasangan dari Melbourne Barat ini, pembelian ini menandai langkah pertama mereka memasuki pasar properti.
Mereka belum pernah serius mempertimbangkannya sebelumnya, tetapi ketika pemerintah federal mengumumkan akan menyesuaikan Jaminan Rumah Pertama, pak Fuertes mengatakan waktunya tiba-tiba menguntungkan mereka.
“Sejujurnya, ini adalah upaya pertama kami untuk membeli, kami belum pernah melalui proses ini sebelumnya,” ujarnya.
“Tapi kami beruntung, pemerintah mengubah skema di waktu yang tepat, dan itu membuat perbedaan besar. Kami merasa diberkati dan senang semuanya berhasil.”
Keluarga Fuertes juga tahu mereka tidak ingin berkompromi soal lokasi.
Meskipun beberapa pembeli didorong lebih jauh ke pinggiran kota, mereka bertekad untuk tetap dekat dengan orang-orang dan tempat-tempat yang paling berarti bagi keluarga mereka.
“Kami tidak ingin pindah,” kata Pak Fuertes.
“Di sinilah hidup kami berada, dan masuk akal untuk tetap tinggal.”
Namun Pak Fuertes mengatakan blok yang lebih kecil tidak membuatnya gentar.
“Bagi saya, ukuran tidak terlalu penting,” katanya.
“Yang terpenting adalah memiliki rumah yang bisa kami sebut milik kami sendiri. Itulah impian kami, dan sekarang sedang terwujud.”
Dengan melonjaknya volume penjualan dan berkurangnya insentif yang diberikan pengembang, para ahli memperingatkan bahwa harga bisa naik lagi pada awal 2026. Hal ini, menurut pak Fuertes, semakin mendesak mereka untuk segera bertindak.
"Ini sungguh melegakan," ujarnya.
"Kami sangat gembira, rasanya seperti awal yang baru, dan kami tak sabar untuk mulai membangun kenangan di rumah kami sendiri."
https://www.realestate.com.au/news/why-first-home-buyers-rushed-to-buy-tarneit-land/

14 September 2025
Pasar Properti Hunian Mulai Pulih, Ini Buktinya
JAKARTA - Pasar properti hunian di Indonesia menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang lebih stabil setelah melalui periode penuh tantangan.
Laporan Savills Asia Pacific Real Estate Investment Q2 2025 mencatat bahwa pasar properti Indonesia mulai menemukan titik keseimbangan, meski pemulihan masih bersifat bertahap.
Sejalan dengan itu, survei Property Outlook 2025 oleh Knight Frank Indonesia yang dirilis awal tahun 2025 memperlihatkan optimisme pelaku usaha terhadap pertumbuhan sektor hunian, terutama di segmen rumah tapak.
Data terbaru dari Bank Indonesia turut mendukung tren tersebut, dengan Indeks Harga Properti Perumahan (IHPP) pada kuartal II-2025 meningkat tipis menjadi 110,13 poin dari 109,93 poin pada kuartal sebelumnya.
Kenaikan moderat ini menandakan pasar mulai stabil, dengan daya beli masyarakat kembali pulih secara bertahap.
"Kami optimis bahwa kehadiran unit baru akan semakin memperkuat posisi di pasar properti hunian Indonesia. Dengan fasilitas lengkap, lokasi strategis, serta dukungan rekanan perbankan, Gavril akan menjadi pilihan tepat bagi masyarakat yang mencari rumah ideal di kawasan berkembang," kata General Manager Sales & Marketing Qualitas Qunci Makmur Alfian Gani di Jakarta, Minggu (14/9/2025).
Dengan kondisi tersebut dan tren makroekonomi yang semakin kondusif, proyek Gavril diyakini akan memperkuat optimisme sektor properti nasional. Proyek hunian ini menjadi bukti bahwa industri properti tetap resilien, adaptif, dan mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Ini merupakan jawaban atas kebutuhan keluarga muda yang menginginkan hunian modern, siap huni, dan berada di kawasan dengan aksesibilitas tinggi," kata Director Premier Qualitas Indonesia Benoit Giroux.
https://economy.okezone.com/read/2025/09/14/470/3169880/pasar-properti-hunian-mulai-pulih-ini-buktinya?page=2

14 August 2025
Investor China Mendadak Ramai-Ramai Serbu RI, Apa yang Terjadi?
Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang investor asal China mulai membanjiri Indonesia demi menghindari tarif tinggi Amerika Serikat (AS) sekaligus mengincar pasar domestik yang besar. Perpindahan ini mendorong lonjakan harga properti industri di Tanah Air hingga 25% dan menghidupkan kawasan industri di Jawa Barat.
Gao Xiaoyu, pendiri konsultan lahan industri PT Yard Zeal Indonesia, mengaku kantornya dibanjiri permintaan dari perusahaan China yang ingin ekspansi atau memindahkan operasi ke Indonesia. Lonjakan ini terjadi setelah AS memberlakukan tarif impor lebih dari 30% untuk barang dari China, sementara tarif untuk Indonesia hanya 19%.
"Kami cukup sibuk akhir-akhir ini. Kami rapat dari pagi hingga malam. Kawasan industri juga sangat ramai," ujar Gao, seperti dikutip Reuters pada Kamis (14/8/2025). Gao sendiri mendirikan perusahaannya pada 2021 dengan empat karyawan dan kini berkembang menjadi lebih dari 40 orang.
Indonesia menjadi incaran karena selain tarif lebih rendah, negara ini merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan potensi pasar konsumen yang masif. Data pemerintah mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,12% pada kuartal II/2025, tertinggi dalam dua tahun terakhir.
"Jika Anda dapat membangun kehadiran bisnis yang kuat di Indonesia, pada dasarnya Anda telah menguasai separuh pasar Asia Tenggara," kata Zhang Chao, produsen lampu depan sepeda motor asal China yang kini beroperasi di Indonesia.
Mira Arifin, Kepala Perwakilan Bank of America untuk Indonesia, menyebut demografi muda dan tenaga kerja besar menjadi daya tarik utama.
"Indonesia memiliki kumpulan talenta yang besar dengan demografi muda yang dinamis yang mendorong investor asing untuk segera membangun skala di negara ini," jelasnya.
Investasi asal China dan Hong Kong ke Indonesia tercatat naik 6,5% year-on-year (yoy) menjadi US,2 miliar pada semester I/2025. Total Foreign Direct Investment (FDI) tumbuh 2,58% menjadi Rp432,6 triliun, dan pemerintah optimistis arus investasi akan meningkat pada paruh kedua tahun ini.
Namun, tantangan masih ada, mulai dari birokrasi yang berbelit, infrastruktur yang belum memadai, hingga minimnya rantai pasok industri lengkap seperti di China. Beberapa investor juga mewaspadai kebijakan fiskal Presiden Prabowo Subianto yang populis, termasuk program makan gratis untuk anak sekolah dan ibu hamil.
Meski begitu, kawasan industri di Jawa Barat, seperti Subang Smartpolitan, mengalami lonjakan permintaan. Abednego Purnomo, Wakil Presiden Penjualan, Pemasaran, dan Hubungan Penyewa Suryacipta Swadaya, menyebut bahwa "telepon, email, dan WeChat kami langsung ramai dengan pelanggan baru setelah kesepakatan tarif AS-Indonesia diumumkan bulan lalu. Kebetulan, semuanya dari China."
Sementara Rivan Munansa, Kepala Layanan Industri dan Logistik Colliers International Indonesia, mengatakan bahwa permintaan lahan industri dari perusahaan China terjadi "hampir setiap hari".
"Kebanyakan mencari fasilitas siap pakai, seperti program kilat," ungkapnya.
Tingginya minat ini membuat harga properti industri dan gudang di Indonesia melonjak 15-25% yoy pada kuartal I/2025, kenaikan tercepat dalam 20 tahun terakhir. Zhang Chao sendiri merasakan imbasnya saat menyewa gedung baru di Jakarta dengan tarif 43% lebih mahal dari tahun lalu.
"Di Indonesia, relatif mudah untuk mencapai margin laba bersih 20%-30%, sementara di China hanya sekitar 3%," kata Zhang.
Selain itu, Marco Foster, Direktur ASEAN di Dezan Shira & Associates, menyebut faktor pasar konsumen domestik menjadi nilai tambah utama Indonesia. "Selain diversifikasi rantai pasok, Indonesia menawarkan sesuatu yang hanya sedikit negara lain miliki di kawasan ini: pasar domestik yang besar," ujarnya.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20250814130717-4-657941/investor-china-mendadak-ramai-ramai-serbu-ri-apa-yang-terjadi